Tangannya mencapai buku dan pena,
Di atas kertas ia mula melukis,
Lukisan hati nukilan jiwa
Usai solat lama dia berteleku,
Di atas sejadah mengira waktu,
Waktu yang telah lama berlalu,
Iaitu masa yang tak pernah menunggu
Pernah dulu kau di tegur,
Jangan hanya suka bermenung,
Menggapai impian setinggi gunung,
Kelak tersungkur jatuh merudum
Bukan niat mengingkar kata,
Tapi lantaran jiwa meronta,
Menanggung rindu pujaan jiwa,
Jauh di mata entah di mana
Air jernih mengalir di pipi,
Sesak di dada tidak terperi,
Sayang padanya tidak bertepi,
Kasih abadi tetap di hati
yihaaaaa.....ermmm...ermmmm....sambil garu2 pala yg tak gatal..leh ke nie...leh lah nie...
No comments:
Post a Comment